Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu.
...See More
Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh <3 Adam… Maafkan aku jika coretan ini
memanaskan hatimu. Wahai Adamku… Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok.
Jadi, tidak heranlah jika perjalanan hidupku senantiasa inginkan bimbingan
darimu tatkala aku senantiasa berbelok dari landasan… kerana aku buruan
syaitan. Adam…
Maha suci
Allah yang mentakdirkan kaumku lebih banyak jumlahnya dari kaummu di akhir
zaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusan-Nya. Jika jumlah kaummu
melebihi kaumku niscaya merahlah dunia kerena darah manusia, kacau balaulah
suasana karena Adam sama Adam bermusuhan karena Hawa. Buktinya cukup nyata dari
peristiwa Habil dan Qabil sehinggalah pada zaman cucu-cicitnya.
Jika
begitu maka tidak selaraslah undang-undang Allah yang membolehkan Adam
beristeri lebih dari satu tapi tidak lebih dari empat pada satu waktu.
Adam…
Bukan karena ramainya isterimu yang membimbangkan aku. Bukan karena sedikitnya
jumlahmu yang mencemaskan aku. Tetapi… aku risau, gundah gulana menyaksikan
tingkahmu. Aku sejak dulu sudah tahu bahwa aku harus tunduk ketika menjadi
isterimu. Namun… terasa berat pula untukku menyatakan isi perkara.
Adam… Aku
tahu bahawa dalam Al-Quran ada ayat yang menyatakan kaum lelaki lebih berkuasa
terhadap kaum wanita. Kau diberi amanah untuk mendidik aku. Kau diberi
tanggungjawab untuk menjaga aku, memperhatikan dan mengawasi aku agar sentiasa
di dalam redha Tuhanku dan Tuhanmu. Tapi Adam... Apa yang sudah terjadi pada
kaumku kini. Kami dibiarkan terombang-ambing tanpa haluan, malahan engkau juga
mengambil kesempatan atas kelemahanku.
Dimana
perginya keadilanmu? Asalnya Allah menghendaki aku tetap tinggal di rumah, Aku
setuju. Allah juga membolehkan aku keluar jika untuk suatu kepentingan. Asalkan
aku keluar dari rumah seluruh tubuhku ditutup dari ujung kaki sampai ujung
rambut. Tetapi realitinya kini, Hawa telah lebih dari sepatutnya.
Adam…
Mengapa kau biarkan aku begini? Apakah kau sekarang tidak lagi seperti dulu?
Apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku? Adakah akhlak kaum Adam boleh
dijadikan contoh terhadap kaum Hawa?
Adam… Kau
sebenarnya Imam dan aku adalah makmummu. Aku adalah pengikutmu karena kau
adalah pimpinanku. Jika kau benar, maka benarlah aku. Jika kau lalai, lalailah
aku. Adam… Kau punya kelebihan akal manakala aku kelebihan nafsu. Akalmu
sembilan, nafsumu satu. Aku? ????????????
Akalku satu, nafsuku sembilan. Oleh itu
Adam…pimpinlah, bimbinglah aku karena aku sering lupa, lalai dan alpa sehingga
aku tergelincir didalam hawa nafsu Bimbinglah daku untuk menyelami kalimat
Allah. Perdengarkanlah daku kalimat syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku.
Tiuplah ruh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.
Adam…
Andainya kau masih lalai dan alpa dengan dirimu sendiri, masih malas mengikuti
langkah para sahabat, masih gentar mencegar munkar, maka kita tunggu dan
lihatlah, dunia ini akan hancur bila kaumku yang akan memerintah. Malulah
engkau Adam, malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada Tuhanmu yang Agung. Maafkan aku sekali
lagi Adam…
Andainya surat yang ku layangkan ini
menimbulkan amarah di dadamu. Jauh sekali niatku untuk membuat kau keliru apa
lagi menjadi buntu.
Waspadalah Adam… Andai auratku
tercabik…andai suaraku mengatasimu… andai langkahku seiringmu… andai maruahku
dirobek maka engkaulah yang bakal membawaku kepada kebenaran. Usah dipersalahkan Hawa lantaran tewas mengemudi bahtera andai si Adam
masih terlena dengan kesenangan dunia…
Tetapi percayalah!!!
Bukan emas yang kucari… Bukan pula berlian yang kupinta
0 komentar:
Post a Comment