Aku bahkan tak peduli lagi dengan perasaan sayang ini, dan mengapa aku harus tetap mencintamu.
Aku pun tak berhasrat lagi untuk sepenuhnya memilikimu.
Aku hanya ingin yakinkan diriku, bila satu saat nanti, bila aku harus meninggalkanmu dan melupakanmu, dirimu telah mendapatkan kebahagiaan.
Bagaimana mungkin aku pergi meninggalkan seseorang yang aku sayang dalam keadaan terpuruk dan sekarat?
Sungguh hatiku tidak mampu untuk menerima semua.
Karena bagiku, tujuan bercinta adalah membahagiakan orang yang aku cinta, meski dengan atau tanpa aku.
Saat aku menatap matamu, dan mengatakan,”Lupakan aku... . Ku mohon... .”
Hatiku benar-benar belum bisa menerimanya.
Ku lihat matamu begitu sayu, kudengar suaramu begitu berat mengatakannya, kulihat wajahmu tersirat kesedihan.
Tidak bisa sayang... Tidak bisa...
Maaf... Aku benar-benar tidak bisa meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini.
Ijinkan aku, tolong ijinkan aku.
Untuk menemanimu...
Untuk menjagamu....
Untuk membimbingmu....
Untuk menuntun langkahmu....
Hingga kamu mendapatkan kebahagiaanmu.
Atau hingga kau menemukan seseorang yang lain, yang bisa menguatkanmu dengan cintanya.
Aku tahu, cinta memang tidak bisa dipaksakan.
Tapi maafkan aku yang terlalu memaksamu untuk mengijinkanku menjagamu, meski tiada lagi harapan untukku memilikimu.
Dan biarlah engkau akan semakin mengerti...
Dan biarlah engkau semakin yakin...
Bila di dunia ini, masih ada cinta yang tulus... .
Dan biarlah, segalanya terjadi seturut dengan kehendak, dan rencana-Nya.
EKO RIYANTO S.Psi
0 komentar:
Post a Comment