HIDUP SEKALI HIDUP YANG BERARTI

Wednesday 27 May 2015

MAKNA SABAR DAN PEMAAF

MAKNA SABAR DAN PEMAAF

Dalam kehidupan sehari-hari ada saja perbuatan orang lain yang tidak berkenan bahkan menyakitkan hati kita. Bila kita menyimpannya dalam hati, rasa sakit itu ternyata menimbulkan berbagai dampak fisik dan psikologis. Sakit hati membahayakan kesehatan jantung dan sistem peredaran darah (pendapat William & William, 1993), kanker, tekanan darah, tukak lambung, flu, sakit kepala, sakit telinga.1 Sakit hati juga menjadikan hati manusia dipenuhi marah, dendam dan benci kepada orang lain yang dipersepsi merugikannya. Ini menjadi sumber stres dan depresi manusia. Hati yang dipenuhi energi negatif, akan mengarahkan individu untuk berkata-kata yang destruktif, baik dalam bentuk rerasan, pengungkapan kemarahan di depan publik, maupun hujatan. Dampak lebih jauh adalah kekerasan, termasuk di dalamnya mutilasi.BERIKUTini saya kutip dr beberapa ayat dan hadist:
”Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan ketakutan, kelaparan, kehilangan harta dan jiwa. Namun, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan ‘sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali’ (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) (QS al-Baqarah [2]: 155).
 “Tidak halal seorang muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Jika telah lewat waktu tiga hari itu, maka berbicaralah dengan dia dan berilah salam, jika dia telah menjawab salam, maka keduanya bersama-sama mendapat pahala, dan jika dia tidak membalasnya, maka sungguh dia kembali dengan membawa dosa, sedang orang yang memberi salam telah keluar dari dosa karena menjauhi itu.” (Riwayat Abu Daud)
 mengembangkan pemahaman bahwa pemaaf yang tulus bertujuan memperbarui hubungan antarmanusia. Jadi, pemaafan bukan sekadar aktualisasi sikap moral bernilai tinggi yang berdiri sendiri, tetapi juga bertujuan untuk perbaikan (ishlah) hubungan antarmanusia yang bisa diselimuti kebencian dan dendam. Dengan kandungan mulia ini, pemaaf juga berarti kesiapan hidup berdampingan secara damai di antara manusia-manusia yang berbeda dengan segala kelemahan dan kekeliruan masing-masing. dan sekira kita bersalah dgn allah minta maaflah dengan taubat dan istigfar serta memperbaiki diri namun apabila kita salah dengan sesama manusia hendaklah minta maaf kepadanya...
Hidup penuh maaf adalah jalan bagi kelapangan dan kedamaian jiwa.
Ketika km berharap yg terbaik tp km hanya mendapat yg biasa, bersyukurlah km bukan yg terburuk, dan Jangan menyerah atas hal yg kamu anggap benar meskipun terlihat mustahil. Selama ada kemauan, Tuhan kan berikan jalan
syukron semoga bermanfaat..
Red , Ryant al fatih

Tuesday 19 May 2015

Semua Doa Pasti Ditreima


Allah maha mendengar dan maha mengabulkan semua doa mahluknya:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Semua doa memang terkabul dan didengar oleh Allah, hanya saja terkadang Allah tidak harus mengabulkan doa itu apa adanya. Bagaimanapun Allah sering menggantikan sesuatu yang kita harapkan dengan perkara lain yang lebih indah dan manfaat bagi hambanya. Oleh karena itu banyak manusia akhirnya tersadarkan bahwa selama ini apa yang ia harapkan adalah sesuatu yang tidak begitu manfaat bagi dirinya, karena Allah telah membeberikan rencana lain yang lebih pas untuk kita dan pastinya lebih memberikan banyak maslahat daripada harapan-harapan yang telah kita ikhtiarkan. Hikmah dari segala kejadian yang telah lewat akan terkuak setelah manusia sadar akan hal ini.
Satu rahasia lagi yang harus saya (a.m) sadari, bahwa doa adalah ibadah, Allah sangat senang jika ada hamba yang membutuhkannya sehingga ia selalu berdoa dan meminta kepadaNya. Terkadang Allah memberikan mahluknya musibah yang amat berat dan menjadikan orang yang tertimpa musiabah itu akhirnya sadar, tobat dan kembali kepada jalan yang direstui-Nya(dengan seijin Allah). Dengan musibah Seolah-olah Allah memaksa kita untuk selalu mengingatNya!

Manfaat Penundaan Terkabulnya Doa
Jangan anggap remeh doa-doa kita selama ini, toh tidak ada doa yang tidak didengar. Sesungguhnya doa-doa kita selama ini adalah sebuah amal baik yang akan digantikan oleh Allah dihari kelak. Berdoa sama saja dengan beramal baik kepada diri sendiri. Menurut satu keterangan : ketika manusia telah mati dan dihisab, banyak yang terheran-heran dengan amal baik yang tidak pernah mereka lakukan didunia. Allah menjawab.: Itu adalah kumpulan doa-doa baikmu di dunia, sengaja saya tidak mengabulkannya pada saat kamu masih berada di alam dunia karena doa-doa ini akan menjadi pahala yang bisa memberatkan timbangan amal baikmu di akhirat ini.
Hmm.. mari berdoa dan berdoa,tak usah berburuk sangka pada Allah(a.m)
AMIN
Ryant al fatih

MAKNA IKHLAS


Ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan suatu amalan ibadah kita diterima Allah Ta'ala. Yang dimaksud dengan pengertian ikhlas adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan mengharap pahala dari Nya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap balasan dari Allah, tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain. Demikian adalah pengertian Ikhlas dalam Islam.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan arti ikhlas yaitu mengesakan Allah di dalam tujuan atau keinginan ketika melakukan ketaatan, beliau juga menjelaskan bahwa makna ikhlas adalah memurnikan amalan dari segala yang mengotorinya. Inilah bentuk pengamalan dari firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 5 yang artinya: "Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan."

Arti Makna Ikhlas

Berhati-hatilah bila dalam beramal dalam hati kita menginginkan sesuatu dari tujuan-tujuan duniawi. Karena hal tersebut bisa menjadi pertanda kebinasaan karena Allah tidak akan menerima amal tersebut dan hanya menjadikannya seperti debu yang berterbangan sebagaimana firman Allah yang tercantum dalam QS Al-Furqan: 23 yang artinya: "Dan kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu seperti debu yang berterbangan"

Ikhlas memang tidak mudah. Akan tetapi kita harus belajar dan mempraktekkan keihlasan itu sendiri. Demikian pula seperti yang tercantum dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesunggunhnya Allah telah berfirman: Aku sangat tidak butuh kepada sekutu, barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang dia menyekutukanKu di dalamnya maka akan Aku tinggalkan dia dan sekutunya" (HR. Muslim).

Ada beberapa hal yang merusak keikhlasan seseorang yaitu :
  1. Riya’Pengertian riya adalah seseorang menampakan amalnya dengan tujuan orang lain melihatnya dan memujinya. Dan hal inilah yang termasuk pembatal ikhlas dalam islam. Sehingga kita harus berhati-hati terhadap ikhlas dan menanyakan pada diri kita sendiri Sudah Ikhlaskah Kita ?. Dan ini termasuk dalam perbuatan syirik dan dikategorikan syirik kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, maka para sahabat bertanya : ‘Apakah syirik kecil itu wahai Rasulullah?’. Beliaupun bersabda: ‘Syirik kecil itu adalah riya’. Pada hari kiamat ketika manusia dibalas dengan amal perbuatannya Allah akan berkata kepada orang-orang yang berbuat riya’, ‘Pergilah kalian kepada apa-apa yang membuat kalian berbuat riya’, maka lihatlah apakah kalian mandapat balasan dari mereka’"(HR. Ahmad ).
  2. Ujub. Yang dimaksud dengan pengertian ujub adalah adalah seseorang berbangga diri dengan amal-amalnya. Para ulama menerangkan bahwa ujub merupakan sebab terhapusnya pahala seseorang, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa ujub sebagai hal-hal yang membinasakan. Beliau bersabda yang artinya: "Hal-hal yang membinasakan ada tiga yaitu: berbangganya seseorang dengan dirinya, kikir yang dituruti, dan hawa nafsu yang diikuti"(HR. Al-Bazzar ).
  3. Sum’ah. Pengertian sumah adalah adalah seseorang beramal dengan tujuan agar orang lain mendengar amalnya tersebut lalu memujinya. Maka bahaya sum’ah sama dengan bahaya riya’ dan pelakunya terancam tidak akan mendapatkan balasan dari Allah, bahkan Allah akan membuka semua keburukannya di hadapan manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya : "Barangsiapa yang memperdengarkan amalannya maka Allah akan memperdengarkan kejelekan niatnya dan barang siapa yang beramal karena riya’ maka Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia"(HR. Bukhari dan Muslim).

DIMENSI SUFISME DAN THARIQAH

Sufisme atau tasawwuf adalah pemahaman keislaman yang moderat serta bentuk dakwah yang mengedepankan “qaulan kariman” (perkataan yang mulia), “qaulan ma'rufan” (perkataan yang baik), “qaulan maisuran” (perkataan yang pantas), “qaulan layyinan” (perkataan yang lemah lembut), “qaulan balighan” (perkataan yang berbekas pada jiwa), serta “qaulan tsaqilan” (perkataan yang berbobot) sebagaimana yang diperintahkan Al Qur'an. Awal kemunculannya sekitar abad pertama Hijriyah merupakan dakwah untuk mengembalikan ajaran Islam dari penyimpangan batas-batas syari'at.

Hal tersebut dapat kita lihat dalam perjalanan sejarah umat Islam pada saat itu, dimana penguasa sering menggunakan Islam sebagai alat legitimasi ambisi politiknya. Maka sejak itu muncullah kesadaran di kalangan umat Islam untuk mengembalikan pesan orisinil dan sakral yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Kesadaran yang tulus dan ikhlas dari zuhhad dan 'ubbad, seperti Hasan al-Bashri (w.110 H) dan lain sebagainya, akhirnya menjadi sebuah kebangkitan yang menyebar luas ke seluruh dunia muslim. Setelah generasi sahabat dan tabi'in, kebangkitan tersebut lebih dikenal dengan istilah tasawuf atau mutashawwifah.

Tasawwuf merupakan inti sari dari pada ajaran Islam, yaitu wilayah yang mengharmonisasikan dimensi lahiriyah dan batiniyah yang ada dalam diri manusia. Sebagaimana kata “manusia” dalam bahasa Arabnya “al-Insan” memiliki makna harmoni. Menurut Ibnu Manzur dalam Lisanul Arab; kata “al-Insan” (manusia), merupakan kata benda (isim), kata kerjanya (fi'il) “Anas”, bentuk ejektifnya (fa'il) kalau maskulin (muzakar) “Anis”, kalau feminin (muanats) “Anisah”. Kata “Anas”, “Anis”, “Anisah”, “Insan”, “Yu'nis”, “Muanasah”, “Uns”, itu maknanya harmoni, intim, cinta, kasih sayang, saling melengkapi, dan saling menyempurnakan.

Jadi pada dasarnya, manusia di pundaknya memikul amanat untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis, cinta, kasih sayang, saling melengkapi, dan saling menyempurnakan antara dimensi lahiriyah dan batiniyah. Para insan Sufi yang telah memperoleh pancaran cahaya tasawwuf adalah penegak dan menjunjung tinggi pesan-pesan Islam, etika dan nilai-nilai kemanusiaan karena mereka mampu mewujudkan kehidupan yang harmonis di muka bumi ini. Tidak pandang bulu dengan adanya perbedaan agama, mazhab, suku, negara, apalagi partai politik. Ibnu Arabi (w. 638 H) mampu menjalankan misi tersebut meskipun langkahnya banyak dihujat oleh sebagian ulama. Seperti yang telah beliau kemukakan dalam salah satu syairnya di kitab Zakhair al-A'laq Syarh Turjuman al-Asywaq, ia mengatakan:

Hatiku telah menerima setiap bentuk
Maka padang rumput bagi kijang-kijang dan wihara bagi para rahib
Dan rumah berhala dan Ka'bah orang berthawaf
Dan lembar-lembar Taurat dan mushhaf Al Qur'an
Aku beragama dengan agama cinta, dimana kelompok pecinta selalu
Menghadap, maka agama itu adalah agamaku dan imanku


Menurut Ibnu Arabi, perbedaan-perbedaan yang ada hanya suatu sarana manifestasi eksistensi Tuhan. Pada dasarnya semua bertolak dari misi yang sama yaitu keharmonisan, cinta dan kasih sayang yang merupakan amanat Tuhan pula.

Tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan pancaran cahaya tasawuf (ma'rifatullah) akan didapatkan, namun para mutashawwifah (ahli tasawuf) perlu menempuh tahapan spiritual (maqamat ruhiyyah). Tahapan-tahapan spiritual seperti tobat, wara', zuhud, faqr, sabar, tawakal dan syukur bisa digapai melalui bermacam-macam ibadah, mujahadah dan riyadhah serta menyerahkan segenap jiwa dan raga sepenuhnya kepada Allah SWT.

Ketika seorang sufi mencapai salah satu tahapan tersebut, maka akan mengalami ahwal, yaitu keadaan pengalaman spiritual dalam mengintropeksi jiwa (muhasabah al-nafs) sebagaimana dijelaskan oleh al-Qusyairi (w. 465 H) dalam Kitab al-Risalah dengan menjelaskan setiap bab, seperti bab al-Muraqabah (kedekatan), al-Mahabbah (cinta), al-Khauf (segan), ar-Raja (optimis), as- Syauq (kerinduan), al-Uns (harmoni), al-Musyahadah (persaksian) dan al-Yaqin (keteguhan) dan lain sebagainya.

Praktek menjalankan ajaran Islam seperti ibadah, riyadhah secara hati-hati dan sungguh-sungguh dengan melewati maqamat yang telah disebutkan diatas, merupakan bentuk tharîqah (jalan) untuk menggapai pancaran cahaya tasawwuf (ma'rifatullah). Thariqah dapat berfungsi untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan nafsu serta sifat-sifatnya, dan menjauhkan hal yang tercela serta mengamalkan yang terpuji. Dengan demikian, thariqah menjadi sangat penting bagi umat Islam yang ingin mensucikan hati dari sifat-sifat kebendaan dan mengisi hati dengan dzikir, muraqabah dan musyahadah kepada Allah SWT. * KH. Dr. Said Aqil Siroj, MA (Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama)

BY RYANT AL FATIH

Thariqoh Tijani Jalan menuju Allah dan Rosulullah

Sejauh ini Syaikh Ahmad at-Tijani tidak meninggalkan karya tulis tasawuf yang diajarkan dalam tarekatnya. Ajaran-ajaran tarekat ini hanya dapat dirujuk dalam bentuk buku-buku karya murid-muridnya, misalnya Jawahir al-Ma'ani wa Biligh al-Amani fi-Faidhi as-Syekh at-Tijani, Kasyf al-Hijab Amman Talaqqa Ma'a at-Tijani min al-Ahzab, dan As-Sirr al-Abhar fi-Aurad Ahmad at-Tijani. Dua kitab yang disebut pertama ditulis langsung oleh murid at-Tijani sendiri, dan dipakai sebagai panduan para muqaddam dalam persyaratan masuk ke dalam Tarekat Tijaniyah pada abad ke-19.

Meskipun at-Tijani menentang keras pemujaan terhadap wali pada upacara peringatan hari tertentu, dan bersimpati kepada gerakan reformis kaum Wahabi, tetapi dia sendiri tidak menafikan perlunya wali (perantara) tersebut. At-Tijani sangat menekankan perlunya perantara (wali) antara Tuhan dan manusia, yang berperan sebagai wali zaman. Oleh karena itu, buku panduan Tijani kalimatnya dimulai dengan, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan sarana kepada segala sesuatu dan menjadikan sang Syaikh perantara sarana untuk manunggal dengan Allah". Dalam hal ini, perantara itu tak lain adalah dia sendiri dan penerusnya. Dan sebagaimana tarekat lain, tarekat ini juga menganjurkan agar anggotanya mengamalkan ajaran dengan menggambarkan wajah syaikh dalam ingatan mereka (rabithah), dan mengikuti seluruh nasehat syaikh dengan tenang.

Tarekat Tijaniyah mempunyai wirid yang sangat sederhana dan wadhifah yang sangat mudah. Wiridnya terdiri dari Istighfar, Shalawat dan Tahlil yang masing-masing dibaca sebanyak 100 kali. Boleh dilakukan dua kali dalam sehari, setelah shalat Shubuh dan Ashar. Wadhifahnya terdiri dari Istighfar (astaghfirullah al-adzim alladzi laa ilaha illa huwa al hayyu al-qayyum) sebanyak 30 kali, Shalawat Fatih (Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad al-fatih lima ughliqa wa al-khatim lima sabaqa, nasir al-haqq bi al-haqq wa al-hadi ila shirat al-mustaqim wa'ala alihi haqqaqadruhu wa miqdaruh al-adzim) sebanyak 50 kali, Tahlil (La ilaaha illallah) sebanyak 100 kali, dan ditutup dengan doa Jauharatul Kamal sebanyak 12 kali.

Pembacaan wadhifah ini juga paling sedikit dua kali sehari semalam, yaitu pada sore dan malam hari, tetapi lebih afdlal dilakukan pada malam hari. Selain itu, setiap hari Jum'at membaca Haylalah, yang terdiri dari dzikir tahlil dan Allah, Allah.. setelah shalat Ashar sampai matahari terbenam. Dalam hal dzikir ini, at-Tijani menekankan dzikir cepat secara berjama'ah. Beberapa syarat yang ditekankan tarekat ini untuk prosesi pembacaan wirid dan wadhifah: berwudlu, bersih badan, pakaian dan tempat, menutup aurat, tidak boleh berbicara, berniat yang tegas, serta menghadap kiblat.

Satu hal yang penting dicatat dari dzikir Tarekat Tijaniyah -- yang  membedakannya dengan tarekat lain -- adalah bahwa tujuan dzikir dalam tarekat ini, sebagaimana dalam Tarekat Idrisiyyah, lebih menitikberatkan pada kesatuan dengan ruh Nabi Muhammad Saw., bukan kemanunggalan dengan Tuhan, hal mana merupakan perubahan yang mempengaruhi landasan kehidupan mistik. Oleh karena itu, anggota tarekat ini juga menyebut tarekat mereka dengan sebutan At-Thariqah Al-Muhammadiyyah atau At-Thariqah al-Ahmadiyyah, termanya merujuk langsung kepada nama Nabi Muhammad Saw. Akibatnya, jelas tarekat ini telah memunculkan implikasi yang ditandai dengan perubahan-perubahan mendadak terhadap asketisme dan lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas praktis. Hal ini tampak sekali dalam praktik mereka yang tidak terlalu menekankan pada bimbingan yang ketat, dan penolakan atas ajaran esoterik, terutama ekstatik dan metafisis sufi.

Berikut petikan dari kitab As-sirr al-Abhar Ahmad at-Tijani yang menyangkut berbagai tata tertib, aturan dan dzikir dalam tarekat ini:

"Anda haruslah seorang muslim dewasa untuk melaksanakan awrad, sebab hal (awrad) itu adalah karya Tuhannya manusia. Anda harus meminta izin kepada orang tua sebelum mengambil thariqah, sebab ini adalah salah satu sarana untuk wushul kepada Allah. Anda harus mencari seseorang yang telah memiliki izin murni untuk mentasbihkan Anda ke dalam awrad, supaya Anda dapat berhubungan baik dengan Allah.

Anda sebaiknya terhindar sepenuhnya dari awrad lain manapun selain awrad dari Syaikh Anda, sebab Tuhan tidak menciptakan dua hati di dalam diri Anda. Jangan mengunjungi wali manapun, yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, sebab tidak seorang pun dapat melayani dua mursyid sekaligus. Anda harus disiplin dan menjalankan shalat lima waktu dalam jamaah dan disiplin dalam menjalankan ketentuan-ketentuan syari'at, sebab semua itu telah ditetapkan oleh makhluk terbaik (Nabi Muhammad Saw.). Anda harus mencintai Syaikh dan khalifahnya selama hidup Anda, sebab bagi makhluk biasa cinta semacam itu adalah sarana untuk kemanunggalan: dan jangan berfikir bahwa Anda mampu menjaga diri Anda sendiri dari Kreativitas Tuhan Semesta, sebab ini adalah salah satu ciri dari kegagalan.

Anda dilarang untuk memfitnah, atau menimbulkan permusuhan terhadap Syaikh Anda, sebab hal itu akan membawa kerusakan pada diri Anda. Anda dilarang berhenti untuk melantunkan awrad selama hidup Anda, sebab awrad itu mengandung misteri-misteri Sang Pencipta. Anda harus yakin bahwa Syaikh mengatakan kepada Anda tentang kebijakan-kebijakan, sebab itu semua termasuk ucapan-ucapan Tuhan Yang Awal dan Yang Akhir.

Anda dilarang mengkritik segala sesuatu yang tampak aneh dalam thariqah ini, atau Penguasa Yang Adil akan mencabut Anda dari kebijakan-kebijakan.

Jangan melantunkan wirid Syaikh kecuali sesudah mendapat izin dan menjalani pentasbihan (talqin) yang selayaknya, sebab itu keluar dalam bentuk ujaran yang lugu. Berkumpullah bersama untuk wadhifah dan dzikir Jum'at dengan persaudaraan, sebab itu adalah penjagaan terhadap muslihat syetan. Anda dilarang membaca Jauharat al-Kamal kecuali dalam keadaan suci dari hadats, sebab Nabi Muhammad Saw. akan hadir dalam pembacaan ketujuh.

Jangan menginterupsi (pelantunan yang dilakukan oleh) siapa pun, khususnya oleh sesama sufi, sebab interupsi semacam itu adalah cara-cara syetan. Jangan kendur dalam wirid Anda, dan jangan pula menundanya dengan dalih apa pun atau yang lain, sebab hukuman akan jatuh kepada orang yang mengambil wirid lantas meninggalkan sama sekali atau melupakannya, dan dia akan menjadi hancur. Jangan pergi dan mengalihkan awrad tanpa izin yang layak untuk malakukan itu, sebab orang yang melakukan hal itu dan tidak bertaubat niscaya akan sampai kepada kejahatan dan kesengsaraan akan menimpanya. Anda dilarang memberitahukan wirid kepada orang lain kecuali saudara Anda dalam thariqah, sebab itu adalah salah satu pokok etika sains spiritual".

Setiap tarekat memiliki satu atau lebih doa kekuatan khusus, misalnya Hizb al-Bahr milik Tarekat Syadziliyah, Subhan ad-Daim Isawiyah, Wirid as-Sattar milik Khalwatiyah, Awrad Fathiyyah milik Hamadaniyyah, dan lain-lain. Ciri khusus dari dzikir dan wirid yang menjadi andalan milik penuh tarekat ini adalah Shalawat Fatih dan Jauharat al-Kamal. Mengenai Shalawat Fatih, Syaikh Ahmad at-Tijani mengatakan bahwa dirinya telah diperintahkan untuk mengucapkan doa-doa ini oleh Nabi Muhammad Saw. sendiri. Meskipun pendek, doa itu dianggap mengandung kebaikan dalam delapan jenis: orang yang membaca sekali, dijamin akan menerima kebahagiaan dari dua dunia; juga membaca sekali akan dapat menghapus semua dosa dan setara dengan 6000 kali semua doa untuk memuji kemuliaan Tuhan, semua dzikir dan doa, yang pendek maupun yang panjang, yang pernah dibaca di alam raya. Orang yang membacanya 10 kali, akan memperoleh pahala yang lebih besar dibanding yang patut diterima oleh sang wali yang hidup selama 10 ribu tahun tetapi tidak pernah mengucapkannya. Mengucapkannya sekali setara dengan doa seluruh malaikat, manusia, jin sejak awal penciptaan mereka sampai masa ketika doa tersebut diucapkan, dan mengucapkannya untuk yang kedua kali adalah sama dengannya (yaitu setara dengan pahala dari yang pertama) ditambah dengan pahala dari yang pertama dan yang kedua, dan seterusnya.

Tentang Jauharat al-Kamal, yang juga diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. sendiri kepada Syaikh Ahmad at-Tijani, para anggota tarekat ini meyakini bahwa selama pembacaan ketujuh Jauharat al-Kamal, asalkan ritual telah dilakukan sebagaimana mestinya, Nabi Muhammad Saw. beserta keempat sahabat atau khalifah Islam hadir memberikan kesaksian pembacaan itu. Wafatnya Nabi Muhammad Saw. tidaklah menjadi tirai yang menghalangi untuk selalu hadir dan dekat kepada mereka. Bagi at-Tijani dan anggota tarekatnya, tidak ada yang aneh dalam hal kedekatan ini. Sebab wafatnya Nabi Muhammad Saw. hanya mengandung arti bahwa Beliau tidak lagi dapat dilihat oleh semua manusia, meskipun Beliau tetap mempertahankan penampilannya sebelum Beliau wafat dan tetap ada di mana-mana: dan Beliau muncul dalam impian atau di siang hari di hadapan orang yang disukainya.

Akan tetapi kaum muslim ortodoks membantah penyataan Syaikh Ahmad at-Tijani dan para pengikutnya yang menyangkut pengajaran Nabi Muhammad Saw. ini kepadanya. Sebab jika Nabi Muhammad Saw. secara pribadi mengajari at-Tijani rumusan-rumusan doa tertentu maka itu berarti bahwa Nabi Muhammad Saw. telah "wafat" tanpa menyampaikan secara sempurna pesan kenabiannya, dan mempercayai hal ini sama dengan tindak kekafiran, kufr.

Tentu saja, alasan kaum muslim ortodoks ini masih bisa diperdebatkan, misalnya tanpa bermaksud membela tarekat ini dengan mempertanyakan kembali, apakah betul pengajaran Nabi Muhammad Saw. melalui mimpi itu berarti mengurangi kesempurnaan kenabiannya? Bukankah substansi dari pengajaran itu lebih tertuju kepada perintah bershalawat yang masih dalam bingkai pesan kenabian (syari'at), dan bukan merupakan hal yang baru? Bukankah Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda bahwa mimpi seorang mukmin seperempat puluh enam dari kenabian? Menyangkut pahala pembacaannya, bukankah rahmat dan anugerah Allah yang tak terhingga akan tercurahkan kepada umat Islam yang senantiasa mewiridkan shalawat kepada sang hamba paripurna, kekasih dan pujaan-Nya, Muhammad Rasulullah Saw?

Hay HATI

Hai hati..
sesungguhnya kau lebih baik dari anak kecil itu

tidak, aku lebih dahulu berbuat dosa maka ia lebih baik dariku

Hai hati..
sesungguhnya kau lebih baik dari orang tua itu

tidak,dia lebih dahulu berbuat baik maka ia lebih baik dariku

Hai hati..
sesungguhnya kau lebih baik dari teman sebayamu itu

tidak,aku tahu benar dosa-dosaku sedang aku tak tahu pasti dosa-dosanya
maka ia lebih baik dariku

by Ryant al fatih


JODOH TAK AKAN KEMANA

Siang itu kami berdua termenung di atas marmer hitam menyejukkan.
"Mau cari kemana ?" tanyaku dengan mata masih menatap langit .
"Kemana-mana, ke semua sudut kota. Dari mulai daerah dago,cisitu,tubagus,sadang serang, pelesiran,balubur,kita sisir semua. kalo perlu tar ke daerah kiaracondong juga deh.." jawabmu.
"Ada yang mau ga ya? Tapi kalo bisa kita kan harus nyari yang udah punya semua,biar ntar ga perlu repot-repot buat nyiapin"
"heuh..iya juga ya,ada ga ya yang kayak gitu?"
Kemudian kami termenung kembali.


Siang itu kami berdua sedang merenungkan nasib usaha cake kami, Nutritia Flava. Mau tak mau kami harus mulai mencari koki. Kewalahan juga kalau setiap ada pesenan harus dibikin sendiri. Tapi cari koki dimana ya?


Tadinya mau ngajakin bu Siska Soewitomo ,tapi ga enak juga kalau harus memisahkan beliau dengan suami,anak,dan cucu-cucunya. Mau ngajak pak Bondan Winarno,tar habis dicicipin kuenya. mau ngajak bang Rudi Hadisuwarno, itu penata rambut,lintang! oia maksudnya bang Rudi Hartono, itu pemain bulu tangkis -_-" Haduh,itu lah pokonya yang pembawa acara Resep Oke Rudi (pada tau ga,ya? -_-a)


Sedari pagi kami bingung menentukan langkah apa yang akan diambil dan bagaimana mengatasi setiap kemungkinan yang mungkin terjadi. Saking bingungnya sekotak biskuit, dua botol teh, cireng, dan cemilan lainnya habis kami lahap (bingung apa laper).


"Haduh,kenapa jadi bingung ya mikirin gini aja,padahal kan simpel ya..tinggal cari ibu-ibu itu sampe dapet,bikin perjanjian,udah deh..tapi kenapa serasa ada yang ngeganjel,ya?"
teman saya tetap tenang kemudian berkata, "Jawab dulu pertanyaan "mengapa?" maka kata "bagaimana?" akan mudah terjawab..."
Ahaaa..iya. Itu dia, jawab dahulu pertanyaan "mengapa?". Mengapa kami melakukan ini ? Niatnya apa? cuma iseng atau ada cita-cita besar karena-Nya di balik ini semua ?


Lalu mulailah kami mengingat kembali niat dan tujuan kami. Saling menceritakan ulang mimpi besar masing-masing. Saling mengungkapkan. Saling mengaminkan..
Ya,rupa-rupanya disorientasi niat dan tujuanlah yang membuat kami begitu gamang sedari tadi.


"Oke,ayo kita cari ibu-ibu itu sampe ketemu!"
"Iya,ayo! Dia pasti sudah ada di luar sana menunggu kita!"


Mau cari kemana?
Tak tahu,tapi yang jelas niat kami sudah bulat, selanjutnya,terserah Allah saja :)


Kami kemudian berjalan ke arah taman hewan, tak jauh dari kampus. Lalu entah,tiba-tiba saja kami memilih memasuki sebuah gang kecil. Berharap ada ibu-ibu atau warga yang sedang duduk-duduk dan bisa ditanya. Tapi siang itu sungguh sepi dan lengang. Jangankan orang yang berlalu-lalang,rumput pun seolah enggan bergoyang menyapa kehadiran kami.


Tak lama kemudian sampailah kami di suatu lapangan. Ahaa..ada ibu-ibu yang sedang mengangkat jemuran. Langsung saja kami hampiri beliau.
"Bu,punten mau tanya.."
"Oia,saya mau jawab"
"Di daerah sini ada ibu-ibu yang suka ngangkat jemuran eh maksudnya ada ibu-ibu yang suka nerima pesenan kue gitu ga,bu?"
"hmm...oh ada-ada.."
"alhamdulillah,sebelah mana ya,bu?"
"Oh..eta bu Ina,ayo-ayo saya anterin.."


Akhirnya kami mengikuti ibu tersebut dan tak jauh dari lapangan tadi kami telah sampai di rumah bu Ina. Setelah sedikit mengobrol akhirnya kami sepakat untuk bekerja sama, alhamdulillah. Sekarang bu Ina telah resmi jadi koki Nutritia Flava.


Dan tahukah?
Semua proses di atas dari mulai kami pergi untuk mencari hingga bertemu dengan bu Ina semuanya berlangsung kurang dari setengah jam saja! Dan lokasi rumah bu Ina sangat dekat dari kampus ternyata,ya kira-kira butuh waktu dua jam kalo ngesot. Dan ternyata bu Ina sesuai harapan kami, peralatan beliau komplit, mulai dari mixer, loyang,oven,linggis,dongkrak (??)
huwaa...alhamdulillah,begitu dimudahkan :')






Memang benar, jawab dulu pertanyaan "mengapa" maka kau akan begitu mudah menjawab pertanyaan "bagaimana"


pantas saja, "faidza azamta fatawakkal alallah, innallaha yuhibbul mutawakkilin.."



Jika kamu telah bertekad kuat, maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal (berserah diri kepada-Nya)
QS. Al Imran : 159

dan setelah itu tak perlu khawatir..




"Artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar". (Ath-Thalaq : 2).

"Artinya : Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan dan akan melipat gandakan pahala baginya". (Ath-Thalaq : 5).

"Artinya : Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya". (Ath-Thalaq : 4).
Ibnu Al-Qayyim berkata : Perhatikanlah ganjaran-ganjaran yang akan diterima oleh orang yang bertawakal yang mana ganjaran itu tak diberikan kepada orang lain selain yang bertawakal kepada-Nya, ini membuktikan bahwa tawakal adalah jalan terbaik untuk menuju ketempat di sisinya dan perbuatan yang amat dicintai Allah. (Madarijus Salikin 2/128).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu "anhu berkata. "Bersabda Rasulullah Shallallahu "alaihi wa sallam : Jika seseorang keluar dari rumah, maka ia akan disertakan oleh dua orang malaikat yang selalu menemaninya. Jika orang itu berkata Bismillah (dengan menyebut nama Tuhan), kedua malaikat itu berkata : Allah telah memberimu petunjuk, jika orang itu berkata : Tiada daya dan upaya dan kekuatan kecuali kepada Allah, kedua malaikat itu berkata : Engkau telah dilindungi dan dijaga, dan jika orang itu berkata : Aku bertawakal kepada Allah, kedua malaikat itu berkata : Engkau telah mendapatkan kecukupan".

Sebagaimana diriwayatkan pula bahwa Nabi Shallallahu "alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang memutuskan gantungannya selain kepada Allah Subhanahu wa Ta"ala, maka Allah akan mencukupi baginya segala kebutuhannya, dan Allah akan mendatangkan rezeki baginya dari yang tak terduga". (Dikeluarkan oleh Thabrani dalam Ash-Shagir 1/115-116 dan diriwayatkan oleh Ibnu Abu Halim seperti yang disebutkan dalam Ibnu Katsir 8/174 dan Abu Shaikh dalam At-Targhib 2/538 lihat Majmu" Az-Zawa"id 10/303)

jadi,jika hari ini saya dipusingkan dan dibuat penat untuk memikirkan bagaimana caranya..
mungkin saja saya terlupa atau tak sempurna menjawab kata tanya "mengapa?"
*astaghfirullah..astaghfirullah >.<

*sedikit menyalin dari buku At-Tawakkul "Alallah wa "Alaqatuhu bil Asbab oleh Dr Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji dengan edisi Indonesia Rahasia Tawakal & Sebab Akibat hal. 84 - 89 Bab Buah Tawakal, terbitan Pustaka Azzam Penerjemah Drs. Kamaluddin Sa"diatulharamaini dan Farizal Tirmidzi

By Ryant al fatih

Haii jiwa perindu Surga

assalamu'alaikum..wr wb

apa kabar jiwa-jiwa perindu surga?
masihkah kau buat masalah menyerah karena hadapimu yang tak kenal lelah?
masihkah sekitarmu bersinar karena semangatmu yang selalu terpancar?
masihkah sekelilingmu merasa damai karena kebaikan yang selalu kau semai?


Seseorang pernah bertanya pada saya,
"Siapa yang membebaskan konstatinopel?"
ya tentu saja saya jawab dengan mantap
"Muhammad al-Fatih"
"salah.."
"hah?kok salah sih,memang harusnya siapa?"
"Yang membebaskan konstatinopel adalah Syaikh Aaq Syamsuddin "
"siapa dia? kayaknya beelum pernah denger"
"Syaikh Aaq Syamsuddin adalah guru dari Muhammad al-Fatih.Mengapa dialah yang seharusnya disebut pembebas konstatinopel? Karena dia tak hanya mengajarkan ilmu Islam kepada al-Fatih. Dialah yang membentuk jiwa pembebas dalam diri Muhammad al-Fatih. Dia selalu menceritakan tentang kemuliaan para mujahid dan dia sering membacakan hadits Rasulullah tentang pembebasan Konstatinopel.

Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, “Kota Heraklius terlebih dahulu (maksudnya Konstantinopel) (HR Ahmad)
Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad)

Hal inilah yang membuat Muhammad al-Fatih memilliki jiwa penakluk.Maka tidak mengherankan ketika berumur 23 tahun, al-Fatih telah menguasai 7 bahasa dan dia telah memimpin ibukota Khilafah Islam di Adrianopel (Edirne) sejak berumur 21 tahun (ada yang memberikan keterangan dia telah matang dalam politik sejak 12 tahun). Sebagian besar hidup al-Fatih berada diatas kuda, dan beliau tidak pernah meninggalkan shalat rawatib dan tahajjudnya untuk menjaga kedekatannya dengan Allah dan memohon pertolongan dan idzinnya atas keinginannya yang telah terpancang kuat dari awal: Menaklukan Konstantinopel.."

subhanallah..
tercenung saya mendengarkan penjelasan itu.
Selama ini tidak pernah terpikirkan bahwa di balik penakluk sehebat Muhammad al-Fatih ada penakluk yang lebih hebat lagi yang telah menaklukkan jiwa al-Fatih kepada cita-cita mulia yaitu membebaskan Konstatinopel.
subhanallah..mungkin amal jariyah yang dimiliki Syaikh Aaq Syamsuddin begitu deras mengalir hingga kini.

Dan teman-teman..
sebentar lagi kita akan menyambut angkatan 2012
mungkin saja diantara mereka ada al-Fatih- al-Fatih baru
mungkin kelak merekalah yang akan menjadi kunci kejayaan Islam
mungkin nanti merekalah yang akan memimpin peradaban

dan kita disini mungkin tak sehebat Syaikh Aaq Syamsuddin yang mengajarkan begitu banyak ilmu pengetahuan.
tapi kita di sini sedang berusaha mengenalkan,membiasakan,menginfeksi, dan mengkontaminasi mereka dengan kebaikan dan nilai-nilai Islam.


”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang muslim?” (QS Fushshilat : 33)

”Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya pahala yang sepadan dengan pelakunya.” (HR Muslim di dalam ash-Shahih)

"Demi Allah! Jika Allah memberikan hidayah (kepada) seseorang dengan perantara dakwahmu, itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah"
[Hadits shahih, riwayat Bukhari & Muslim]

tidakkah janji Allah begitu menggiurkan??

kita tak sekedar menjadi event organizer kegiatan
kita tengah mengalirkan sungai-sungai kebaikan
kita tak sedang mengisi waktu luang
kita tengah menghidupkan nilai Islam
dan kita bukan sekedar anggota suatu kepanitiaan
KITA ADALAH PEMBANGUN PERADABAN!!




dan tahukah kau wahai jiwa-jiwa perindu surga
sepertinya surga pun semakin merindukan kita...


wallahu'alam bishowab
By Ryant Al Fatih

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Kirimkan kesan pesan dan redaksi
ke ryantoex@gmail.com
Ryantoex@gmail.com. Powered by Blogger.

Total Pageviews

Search This Blog

Admin

Definition List