Dalam kehidupan sehari-hari ada saja perbuatan orang lain yang tidak berkenan bahkan menyakitkan hati kita. Bila kita menyimpannya dalam hati, rasa sakit itu ternyata menimbulkan berbagai dampak fisik dan psikologis. Sakit hati membahayakan kesehatan jantung dan sistem peredaran darah (pendapat William & William, 1993), kanker, tekanan darah, tukak lambung, flu, sakit kepala, sakit telinga.1 Sakit hati juga menjadikan hati manusia dipenuhi marah, dendam dan benci kepada orang lain yang dipersepsi merugikannya. Ini menjadi sumber stres dan depresi manusia. Hati yang dipenuhi energi negatif, akan mengarahkan individu untuk berkata-kata yang destruktif, baik dalam bentuk rerasan, pengungkapan kemarahan di depan publik, maupun hujatan. Dampak lebih jauh adalah kekerasan, termasuk di dalamnya mutilasi.BERIKUTini saya kutip dr beberapa ayat dan hadist:
”Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan ketakutan, kelaparan, kehilangan harta dan jiwa. Namun, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan ‘sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali’ (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) (QS al-Baqarah [2]: 155).
“Tidak halal seorang muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Jika telah lewat waktu tiga hari itu, maka berbicaralah dengan dia dan berilah salam, jika dia telah menjawab salam, maka keduanya bersama-sama mendapat pahala, dan jika dia tidak membalasnya, maka sungguh dia kembali dengan membawa dosa, sedang orang yang memberi salam telah keluar dari dosa karena menjauhi itu.” (Riwayat Abu Daud)
mengembangkan pemahaman bahwa pemaaf yang tulus bertujuan memperbarui hubungan antarmanusia. Jadi, pemaafan bukan sekadar aktualisasi sikap moral bernilai tinggi yang berdiri sendiri, tetapi juga bertujuan untuk perbaikan (ishlah) hubungan antarmanusia yang bisa diselimuti kebencian dan dendam. Dengan kandungan mulia ini, pemaaf juga berarti kesiapan hidup berdampingan secara damai di antara manusia-manusia yang berbeda dengan segala kelemahan dan kekeliruan masing-masing. dan sekira kita bersalah dgn allah minta maaflah dengan taubat dan istigfar serta memperbaiki diri namun apabila kita salah dengan sesama manusia hendaklah minta maaf kepadanya...
Hidup penuh maaf adalah jalan bagi kelapangan dan kedamaian jiwa.
Ketika km berharap yg terbaik tp km hanya mendapat yg biasa, bersyukurlah km bukan yg terburuk, dan Jangan menyerah atas hal yg kamu anggap benar meskipun terlihat mustahil. Selama ada kemauan, Tuhan kan berikan jalan
syukron semoga bermanfaat..
Red , Ryant al fatih
0 komentar:
Post a Comment