Pengertian Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner Kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi seseorang, pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain yang dimilikinya.
Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting . Tujuan penyusunan kuesioner adalah untuk memperbaiki bagian-bagian yang dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data terhadap responden.
Kuesiner dapat didefinisikan sebagai daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.
MERANCANG KUESIONER
1. PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS
KUESIONER
Kuesioner merupakan daftar
pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk
memperoleh data dari sumbernya
secara langsung melalui proses komunikasi atau
dengan mengajukan pertanyaan.
Kuesioner
Terstruktur Yang Terbuka
Tingkat struktur dalam kuesioner
adalah tingkat standarisasi yang diterapkan
pada suatu kuesioner. Pada
kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaanpertanyaan
diajukan dengan susunan kata-kata
dan urutan yang sama kepada semua
responden ketika mengumpulkan
data. Contoh:
Apakah anda merasa bahwa Negara
kita membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit
peraturan perundang-undangan
mengenai antipolusi?
o Membutuhkan lebih banyak
o Membutuhkan lebih sedikit
o Tidak lebih maupun kurang
o Tidak memberikan pendapat
Pertanyaan diatas merupakan
contoh yang baik tentang pertanyaan terstruktur
yang terbuka, karena: pertama,
tujuannya jelas, pertanyaan diatas berusaha untuk
menentukan sikap subjek terhadap
peraturan perundang-undangan antipolusi dengan
cara yang langsung. Kedua,
pertanyaan diatas menggunakan format yang sangat
terstruktur, para responden
dibatasi untuk memilih salah satu diantara empat jawaban.
Kuesioner Tak
Terstruktur Yang Terbuka
Kuesioner tak terstruktur yang
terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi
respon atau jawaban atas
pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka. Perhatikan
pertanyaan berikut:
“Bagaimana pendapat anda mengenai
polusi dan perlunya lebih banyak lagi
peraturan perundang-undangan
antipolusi?”
Pertanyaan diatas mempunyai
tujuan yang jelas. Selanjutnya pewawancara mencoba
untuk
membuat subjek berbicara dengan bebas mengenai sikapnya terhadap polusi. Hal
ini merupakan pertanyaan dengan
tujuan terbuka, dan seringkali berakhir dengan
wawancara yang sangat tidak
terstruktur.
Kuesioner Tidak
Terstruktur Yang Tersamar
Kuesioner tidak terstruktur yang
tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para
periset telah mencoba untuk
mengatasi keengganan responden untuk membahas
perasaan mereka dengan cara
mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah
kepedulian dan keinginan untuk membuka
diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode
proyektif. Kekuatan utama dari
metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama
riset dengan menggunakan stimulus
yang disamarkan.
Metode proyektif merupakan cara
yang digunakan untuk menggambarkan
kuesioner yang mengandung
stimulus yang memaksa para subjek untuk menggunakan
emosi, kebutuhan, motivasi,
sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam
memberikan suatu jawaban atau
respon.
Stimulus yang paling sering
digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan
kalimat, dan bercerita atau
penuturan cerita.
Kuesioner
Terstruktur Yang Tersamar
Kuesioner terstruktur yang
tersamar merupakan teknik yang paling jarang
digunakan dalam riset pemasaran.
Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk
menggabungkan keunggulan dari
penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap
dibawah sadar dengan keunggulan
struktur pengkodean serta tabulasi jawaban.
Sebagai contoh, salah satu teori
menyatakan bahwa pengetahuan, persepsi, dan
ingatan individu akan suatu
subjek disesuaikan oleh sikapnya terhadap subjek tersebut.
Jadi untuk mendapatkan informasi
mengenai sikap seseorang apabila pertanyaan
langsung akan menghasilkan
jawaban yang bias, teori ini menyarankan agar kita hanya
menanyakan hal-hal yang mereka
ketahui, bukan apa pendapat mereka. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan
yang lebih banyak mungkin mencerminkan kekuatan
dan arah dari suatu sikap.
Misalnya, para pendukung partai demokrat mungkin
mengetahui lebih banyak tentang
calon-calon dari partai demokrat dan platform partai
itu daripada mereka yang akan memilih partai golkar.
2. MERANCANG KUESIONER
1. Tetapkan
Informasi Yang Ingin Diketahui.
2. Tentukan
Jenis Keusioner Dan Metode Administrasinya.
3. Tentukan Isi
Dari Masing-Masing Pertanyaan.
4. Tentukan
Banyak Respon Atas Setiap Pertanyaan.
5. Tentukan
Kata-Kata Yang Digunakan Untuk Setiap Pertanyaan.
6. Tentukan
Urutan Pertanyaan.
7. Tentukan
Karakteristik Fisik Kuesioner.
8. Uji Kembali
Langkah 1 Sampai 7 Dan Lakukan Perubahan Jika Perlu.
9. Lakukan Uji Awal Atas
Kuesioner Dan Lakukan Perubahan Jika Perlu
0 komentar:
Post a Comment