REVIEW
JURNAL PSIKOLOGI BAHASA INDONESIA
HUBUNGAN
ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN RESILIENSI PADA SISWA PENGHUNI RUMAH DAMAI
Reviewer- Nim
|
EKO RIYANTO - 11081013
|
Tanggal
|
22 JUNI 2013
|
Tahun
|
1,
April 2010
|
Judul
|
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN
RESILIENSI PADA SISWA PENGHUNI RUMAH DAMAI
|
Jurnal
|
Ana Setyowati, Sri Hartati, Dian Ratna Sawitri
|
Vol. dan
Halaman
|
Jurnal
Psikologi Undip Vol. 7, No. 1, April 2010
|
Landasan
Teori
|
Jurnal ini difokuskan pada, Hubungan
antara kecerdasan emosional dengan resiliensi dan menarik perhatian
pada peran resiliensi bagi
pengguna NAPZA. Pada jurnal ini, penulis membahas NAPZA yang merupakan singkatan
dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Permasalahan
penyalahgunaan NAPZA di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus
meningkat. Usaha
untuk menyembuhkan dari ketergantungan NAPZA saat ini dapat dilakukan dengan
rehabilitasi. Tujuan dari program rehabilitasi adalah memotivasi pecandu
untuk melakukan perubahan ke arah positif serta menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi siswa untuk melakukan perubahan (Retnowati, Singgih &
Suparman, 2005, h.77). Resiliensi
merupakan faktor yang berperan penting untuk dapat bertahan mengatasi masalah
dan mempertahankan kesehatan dalam menghadapi lingkungan yang beresiko. Sedangkan kecerdasan
emosional merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan
orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan
tindakan. Oleh karena itu
penulis menekankan bahwa Kecerdasan emosional dibutuhkan dalam
mengembangkan resiliensi siswa dalam menghadapi berbagai macam tantangan
selama proses penyembuhan. Resiliensi memungkinkan siswa untuk dapat
mengatasi kesulitan yang dihadapi, sehingga dapat mengurangi risiko relapse
serta dapat hidup secara normal kembali, seperti melanjutkan kuliah,
mendapat pekerjaan yang layak, atau membina keluarga.
|
Metode dan
Subjek
|
Penulis membuat Variabel tergantung :
Resiliensi dan Variabel
bebas : Kecerdasan Emosional,
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa penghuni Rumah Damai. Cara pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling
jenuh dan Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Adapun skala yang akan digunakan
dalam penelitian ini berjumlah dua buah, yaitu skala resiliensi dan skala
kecerdasan emosional. Skala Resiliensi berjumlah 70 aitem, 35 aitem favorable
dan 35 aitem unfavorable. Skala Kecerdasan Emosional berjumlah 50
aitem, 25 aitem favorable dan 25 aitem unfavorable. Analisis
data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan
ditafsirkan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Analisis
Regresi Sederhana menggunakan program komputer Package for Social
Science (SPSS) for Windows Release 14.00.
|
Instrumen penelitian
|
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
survei pendahuluan ke Rumah Damai pada tanggal 2 Mei 2009. Persiapan
Penelitian yang dilakukan dengan menyusun alat ukur berupa skala psikologi
yang kemudian diuji cobakan pada siswa Rumah Damai Gunung Pati Semarang pada
tanggal 26 Januari 2010. Skala Resiliensi untuk try out terdiri dari
70 aitem (α=0,964) dan skala Kecerdasan Emosional untuk try out terdiri
darai 50 aitem (α=0,946). Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 25
Februari 2010.
|
Hasil
|
Dari Hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan
resiliensi pada siswa penghuni Rumah Damai ( = 0,801; p<0,05). Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat
hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada siswa
penghuni Rumah Damai, sehingga semakin
tinggi kecerdasan emosional maka semakin
tinggi resiliensi, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini diperkuat
oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang mengungkapkan banyak fakta akan
pentingnya kecerdasan emosional dalam berbagai aspek kehidupan. Hasil
perhitungan hipotesis menunjukkan skor korelasi sebesar = 0,801 dengan p=
0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam
penelitian ini diterima. Sumbangan efektif kecerdasan emosional terhadap
resiliensi sebesar 64,1%.
Rata-rata tingkat kecerdasan emosional
subjek berada dalam kategori rendah, ditunjukkan dengan mean empirik
yang diperoleh sebesar 105,19 berada pada rentang antara skor 87,5 hingga
112,5. Rata-rata tingkat resiliensi subjek berada dalam kategori rendah,
ditunjukkan dengan mean empirik yang diperoleh sebesar 151,38 berada
pada rentang antara skor 122,5 hingga 157,5.
|
Kesimpulan
|
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap resiliensi
pada siswa di Rumah Damai adalah kecerdasan emosional. Dengan mempunyai
kecerdasan emosional yang tinggi diharapkan dapat membantu siswa untuk mampu
mengatasi dan mempertahankan kesehatan ketika dihadapkan pada tantangan
sebagai dampak dari ketergantungan pada NAPZA.
Kecerdasan emosional merupakan dasar
penting untuk menjadikan individu menjadi seseorang yang mampu menghadapi
tantangan dan mempertahankan semangat hidup (Patton, 1998). Kasus
ini menggambarkan masih
adanya kelemahan yakni Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan
emosional pada siswa di Rumah Damai dalam kategori rendah dengan mean empirik
sebesar 105,19 sebanyak 11 siswa. Tingkat kecerdasan emosional pada siswa
dalam kategori rendah tersebut kemungkinan disebabkan karena siswa masih
dalam tahap primary programe dan re-entry programe.
Primary programe yaitu belajar untuk mengatasi craving, stres,
meningkatkan motivasi, mengarahkan pada masa depan, membangun relasi dan
komunikasi, mengubah perilaku, persepsi, dan kebiasaan-kebiasaan lama siswa
yang berhubungan dengan
ego
esensial yang menyebabkan anak-anak ini akan terpengaruh pada satu waktu
dengan ‘drivenness' difokuskan pada bagian lain suatu individu.
|
0 komentar:
Post a Comment