MODUL PELATIHAN DASAR
KEPEMIMPINAN
“JADI PEMIMPIN??? SIAPA
TAKUT…”
Disusun
oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2013
A.
Latar
Belakang Permasalahan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan
dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek intelektual, emosional, moral maupun sosial (Yusuf, 2001).
Sekolah memiliki peranan penting dalam memberikan kesempatan untuk meraih
sukses bagi anak, disekolah anak-anak banyak menghabiskan waktunya daripada
tempat lain diluar rumah dan sekolah juga memberikan kesempatan pertama pada
anak untuk menilai dirinya (Yusuf, 2001).
Di dalam lingkup sekolah,
salah satu yang dapat mendukung kemajuan dan perkembangan para siswa ialah
Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ). Di dalamnya, para siswa dapat mengasah
kemampuannya, menambah wawasan dan berbagi pengetahuan satu sama lain. Hal itu
juga akan mendukung siswa dalam prestasi belajar. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh partisipasi siswa dalam
kegiatan keorganisasian di lingkungan sekitarnya karena di dalam organisasi
yang diikuti siswa tersebut sedikit banyak memberi pengetahuan tentang kepemimpinan
dan pengalaman dalam hal kegiatan berorganisasi bagi siswa yang mengikuti
organisasi tersebut. Hampir di setiap sekolah memiliki suatu organisasi siswa
yang bertujuan sebagai wadah pembinaan siswa-siswanya mengenai kegiatan keorganisasian.
Namun demikian, dari data yang diperoleh melalui wawancara dengan anggota OSIS,
pengurus OSIS, dan pembina OSIS masih banyak siswa yang belum paham mengenai
kepemimpinan dan hal itu sedikit banyak menghambat jalannya kegiatan dan
program OSIS yang telah disepakati sebelumnya. Untuk itu diperlukan pelatihan
dasar kepemimpinan agar dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan pada pengurus OSIS.
B.
Tujuan
Pelatihan
·
Upaya untuk menumbuhkan
jiwa kepemimpinan yang mampu memimpin
diri terlebih dulu dan mampu menjalin hubungan kerja sama dengan orang lain.
·
Memiliki keterampilan
dan pemahaman tentang organisasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswi
yang tidak mengikuti (LDKS ), para siswa atau siswi peserta mendapatkan sebuah
pengalaman baik secara intelektual maupun pengalaman tentang cara bagaimana
memimpin sebuah organisai.
·
Melalui LDKS para siswa
atau siswi diharapkan dapat lebih berani dan bermain peran aktif dengan tampil
dalam menyuarakan aspirasi para siswa kepada pihak sekolah sehingga dalam
proses pembangunan ke arah kemajuan sekolah
dapat terealisasi secara bersama-sama.
·
Melalui LDKS para siswa
atau siswi diharapkan dapat memiliki karakteristik seorang pemimpin yang
memiliki intelektual, kreatifititas serta nalar berfikir yang berguna bagi
agama dan tanah air bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat pancasila dan
undangundang dasar 1945 dan berkeyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·
Untuk melatih kemampuan
dalam hubungan dan bekerjasama dengan orang laindalam lingkup yang lebih besar.
Hal ini dikarenakan dalam kegiatan LDKS para siswa dan siswi peserta
mendapatkan sebuah pengalaman baik secara intelektual maupun pengalaman tentang
cara atau bagaimana berinteraksi, berkomunikasi yang baik dalam berorganisasi.
C.
Manfaat
Pelatihan
·
Peserta mengetahui
bahwa setiap diri harus mampu memimpin diri terlebih dahulu. Setelah
mendapatkan materi tentang kepemimpinan, siswa mengetahui bahwa setiap diri harus
mampu memimpin diri terlebih dahulu sebelum ia menjadi pemimpin untuk orang
lain dan organisasi.
·
Peserta mampu berpikir
positif terhadap dirinya sendiri, disiplin dalam segala hal, antusias, dan
senantiasa sportif dalam berbagai kondisi apapun.
·
Peserta mampu
membentukan tim. Dengan belajar keterampilan untuk membangun tim, para siswa
memperoleh praktek berharga dalam bekerja sama dengan orang lain dalam posisi
manajemen.
·
Belajar seni
mendengarkan orang lain dalam tim dan menanggapi dengan fleksibilitas ketika
diperlukan adalah praktek yang bagus untuk peran kepemimpinan masa depan di
setting apapun.
·
Dapat Memanfaatkan
Sumber Daya. Masukan dalam posisi kepemimpinan, seorang siswa dapat dengan
cepat mempelajari cara menemukan dan menggunakan sumber daya untuk membantu melaksanakan
tujuannya. Dalam pengaturan sekolah, pemimpin mungkin perlu mencari saran dan
atau bantuan dari guru serta kepala sekolah.
·
Membangun Kepercayaan
Diri. Siswa di latih untuk berbicara di depan umum dan untuk berkomunikasi
dengan berbagai individu, keuntungan dalam kepercayaan diri yaitu untuk belajar
ketegasan, belajar untuk mengatakan “tidak” bila diperlukan, belajar bertekun dalam
menghadapi kesulitan semua keterampilan yang menambah kepercayaan diri
seseorang. Seringkali, kemauan untuk mengambil risiko dalam posisi naik karena
kepercayaan pemimpin siswa dalam dirinya meningkat.
·
Dapat Memprioritaskan. Siswa
dalam posisi kepemimpinan belajar dengan cepat bahwa mereka harus memprioritaskan
dalam situasi apapun. Belajar bagaimana melakukan hal ini itu, bagaimanapun
membutuhkan latihan. Mengingat cukup waktu siswa belajar keterampilan prioritas
yang memberikan berapa banyak waktu untuk, apa yang harus menghabiskan waktu
paling banyak dan sebagainya yang akan berdiri dalam manfaat yang baik untuk
tahun mendatang. Memprioritaskan melibatkan beberapa jenis visi bagi organisasi
dan mengetahui bagaimana untuk mengarahkan semua orang ea rah yang benar.
·
Peserta memiliki rasa
tumbuh kebersamaan, kebanggaan, dan semangat untuk membangun OSIS lebih baik
lagi disekolah.
D.
Sasaran
Pelatihan
Pengurus
OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
SMP N 1 GAMPING
E.
Tempat
SMP N 1 GAMPING ( Laboratorium Selatan )
F.
Waktu
Tanggal :
29-30 Agustus 2013
Pukul :13.00-15.00
wib
JADWAL
PELATIHAN DASAR
KEPEMIMPINAN
“JADI PEMIMPIN??? SIAPA
TAKUT…”
Sesi
|
Hari
|
Sub
sesi
|
Jam
|
Kegiatan
|
Sesi 1
|
1
|
1
|
13.00-13.20
|
·
Pembukaan
·
Pembahasan tata
tertib
·
Penandatangan kontrak
pelatihan
|
2
|
13.20-13.50
|
·
Pengisian lembar
biodata
·
Pengisian pelaporan diri
(sebelum pelatihan)
·
Pengisian lembar
harapan
|
||
Sesi 2
|
1
|
1
|
13.50-14.00
|
·
Ice breaking
(video)
|
2
|
14.00-14.30
|
Pemberian materi
mengenai Kepemimpinan dan Pemimpin yang Ideal
|
||
Sesi 3
|
1
2
|
14.30-14.45
|
Permainan HIBAMARUT
|
|
14.45-15.00
|
Penutup
|
|||
Sesi 4
|
2
|
1
|
13.-00-13.30
|
Pembukaan dan
games SARANG BURUNG
|
2
|
13.30-14.00
|
Pemberian materi “How
to be a leader”
|
||
Sesi 5
|
2
|
1
|
14.00-14.30
|
Evaluasi dan Penutup
(Kesimpulan secara umum dan kesan-kesan dalam
pelatihan)
|
2
|
14.30-15.00
|
Lembar
pelaporan diri (setelah pelatihan) Penutupan / Sayonara
|
Matrikulasi Pelatihan
Dasar Kepemimpinan
“JADI PEMIMPIN??? SIAPA
TAKUT…”
Tahap
Pelaihan
|
Sub
Sesi
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Metode
|
Tujuan
|
Alat
Bantu
|
Sesi 1
|
1
|
Perkenalan
|
20’
|
Perkenalan,
pembahasan tata tertib, penandatanganan
kontrak pelatihan.
|
Ü Membuat
tata tertib guna berlangsungnya pelatihan dengan baik.
Ü Perkenalan
trainer dan fasilitator.
|
Ü Microphone
Ü Karton
Ü Spidol
|
2
|
30’
|
Pengisian
lembar biodata, pengisian pelaporan diri, dan lembar harapan.
|
Ü Mengenal
peserta.
Ü Laporan
diri sebelum pelatihan.
Ü Mengetahui
harapan peserta terhadap pelatihan.
|
Ü Microphone
Ü Form,
biodata, pelaporan diri, dan lembar harapan.
Ü Alat
tulis.
|
||
Sesi
2
|
1
2
|
Ice breaking
Pemberian
Materi Kepemimpinan dan Pemimpin Ideal
|
10’
30’
|
Pemberian
video
Modelling Ceramah,
Tanya jawab & Diskusi
|
Ü Memecahkan
suasana agar menjadi semakin akrab
Ü Meningkatkan
pengetahuan peserta verkaitan dengan kepemimpinan dan pemimpin yang ideal
|
Ü Video
Ü Microphone
Ü Handout
|
Sesi
3
Sesi
4
|
1
2
1
2
|
Permainan
HIBAMARUT
Penutup
Pembukaan
dan games
Pemberian
Materi “ How to be a leader”
|
15’
15’
30’
30’
|
Permainan
Diskusi & Debriefing
Penutup
SARANG
BURUNG
Ceramah,
Tanya jawab & Diskusi
|
Ü Pencarian
(ice breaking)
Ü Perkenalan
Ü Pencarian
makna
Ü (ice
breaking)
Ü Pencarian
makna
Ü Memberikan
kesempatan bagi peserta untuk belajar mengenai bagaimana menjadi seorang
pemimpin
|
Ü Tali
raffia
Ü Kapur
Ü Korek
api
Ü Microphone
Ü Mimbar/meja
|
Sesi
5
|
1
|
Evaluasi
|
30’
|
Debriefing
& diskusi
|
Ü Kesimpulan
seluruh kegiatan dalam pelatihan
Ü Mengetahui
kelebihan & kekurangan dalam pelatihan
|
Ü Microphone
|
2
3
|
Lembar pelaporan diri.
Penutup &
Sayonara
|
30’
30’
|
Pengisian form lembar pelaporan diri.
Penutup
|
Ü Mengetahui
perubahan yang telah terjadi pada peserta setelah mengikuti pelatihan.
Ü Menutup
pelatihan
|
Ü Form
lembar pelaporan diri.
Ü Alat
tulis.
Ü Micropho
Ne
|
Perkenalan
ᴪ Trainer : Listiani Amanah
ᴪ Tujuan :
Ø Membuat
tata tertib guna berlangsungnya pelatihan dengan baik.
Ø Perkenalan
trainer dan fasilitator.
Ø Mengenal
peserta.
Ø Pelaporan
diri sebelum pelatihan.
Ø Mengetahui
harapan peserta terhadap pelatihan.
ᴪ Waktu : 20
menit
ᴪ Alat bantu:
Ø Microphone
Ø Karton
Ø Spidol
Ø Form
biodata, pelaporan diri sebelum pelatihan, dan lembar harapan
ᴪ Instruksi :
Ø Trainer
membuka pelatihan.
Ø Trainer
membahas tata tertib kemudian menentukan tata tertib bersama dengan peserta.
Ø Trainer
dan salah satu peserta menjadi wakil untuk menandatangani kontrak pelatihan.
Ø Peserta
mengisi kembar biodata.
Ø Kemudian
trainer menyediakan lembar pelaporan diri sebelum pelatihan dimulai.
Ø Selanjutnya
peserta diminat untuk mengisi lembar harapan terhadap pelatihan.
Pembicara yang
Profesional
ᴪ Trainer :
Sriana Sihombing
ᴪ Waktu :30
menit
ᴪ Alat bantu:
Ø Microphone
ᴪ Tujuan :
Ø Meningkatkan
pengetahuan peserta berkaitan dengan kepemimpinan dan pemimpin yang ideal
Ø Memberikan
kesempatan peserta untuk belajar mengenai perilaku seorang pemimpin
ᴪ Materi terlampir
Ice
Breaking
ᴪ Trainer :
Kadek
ᴪ
Waktu : 10 menit
ᴪ Tujuan
:
Ø Memberikan
pengetahuan kepada pengurus OSIS mengenai
pentingnya peran seorang pemimpin dalam sebuah kelompok.
Ø Memberikan
kesempatan bagi pengurus OSIS agar sadar bagaimana cara untuk menjadi pemimpin
dan berkomunikasi antar anggota kelompok
ᴪ Materi terlampir
Permainan “ HIBAMARUT”
( Hitungan Barisan
Manusia Urut )
ᴪ Trainer : M. Iqbal & Radya Magala Laudra
ᴪ Tujuan
:
Ø Perkenalan
dan interaksi antar peserta.
Ø Sebagai
sarana ice breaking untuk mencairkan
suasana yang kaku antara fasilitator dan peserta maupun antar peserta
pelatihan.
Ø Sebagai
sarana untuk meningkatkan kohesifitas.
Ø Mempersiapkan
peserta agar terkondisi dan konsentrasi mengikuti jalannya rangkaian acara
dalam pelatihan.
ᴪ Waktu
: 15 menit
Ø 5
menit untuk intruksi
Ø 5
menit untuk permainan
Ø 5
menit untuk evaluasi
ᴪ Alat bantu:
Ø Tali
raffia dan kapur
ᴪ Prosedur / instruksi
permainan :
1. Bentuk
kelompok terdiri dari 6 - 10orang.
2. Apabila
fasilitator memberikan aba-aba start, maka jarak kira-kira 3m, silahkan berlari
ke arah tanda yang telah dipersiapkan, dan silahkan berbaris (di atas tali
raffia sepanjang 1,5m yang dibentangkan di tanah).
3. Semua
kaki peserta harus berdiri di sepanjang rafia, tidak ada kaki yang boleh melebihi batas yang telah
ditentukan.
4. Lakukan
secepat mungkin dan sebaik mungkin karena waktu dibatasi.
5. Susunan
barisan disesuaikan dengan instruksi yang dibacakan fasilitator.
Sebagai
contoh :
§ Urutkan
dari kiri ke kanan berdasarkan usia.
§ Urutkan
dari kiri ke kanan, berdasarkan huruf depan nama masing-masing (inisial).
§ Urutkan
dari kiri ke kanan berdasarkan tinggi badan
§ Urutkan
dari kiri ke kanan berdasarkan berat badan
§ Urutkan
dari kiri ke kanan berdasarkan nomor mahasiswa
§ Urutkan
dari kiri ke kanan berdasarkan warna kulit (dari paling gelap sampai paling
terang).
§ Urutkan
dari kiri ke kanan berdasarkan tanggal, bulan dan tahun lahir, dan sebagainya.
6. Dalam
pergantian barisan, setiap peserta dalam kelompok tetap harus menginjak rafia.
Apabila terdapat peserta yang terjatuh atau kakinya terlepas dari pembatas maka
dinyatakan gugur dan mendapat hukuman sesuai kesepakatan.
Debriefing:
1. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti
permainan ini?
2. Apa manfaat yang anda dapat dari permainan
ini?
Evaluasi
ᴪ Trainer : Umi Ma’rifatul Mualifah
ᴪ Tujuan :
Ø Kesimpulan
seluruh kegiatan dalam pelatihan.
Ø Mengetahui
kelebihan dan kekurangan dalam pelatihan.
ᴪ Waktu : 15
menit
ᴪ Alat bantu :
Ø Microphone
Ø Form
pelaporan diri setelah pelatihan
ᴪ Instruksi :
Ø Trainer
meminta peserta untuk mengevaluasi mengenai kegiatan keseluruhan pelatihan.
Ø Peserta
mengungkapkan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam pelatihan.
Ø Peserta
member kritik dan saran pada pelatihan .
Permainan “SARANG
BURUNG”
ᴪ Trainer : Sriana Sihombing
ᴪ Tujuan
:
Ø Interaksi
antar peserta.
Ø Melatih
peserta agar dapat saling berkomunikasi dalam kelompok
Ø Melihat
keaktifan dan jiwa kepemimpinan individu dalam kelompok
ᴪ Waktu
: 15 menit
Ø 5
menit untuk intruksi
Ø 5
menit untuk permainan
Ø 5
menit untuk evaluasi
ᴪ Alat bantu:
Ø Korek
api
ᴪ Prosedur / instruksi
permainan :
1. Bentuk
kelompok terdiri dari 5 - 10 orang.
2. Berikan
satu kotak korek api bagi setiap kelompok
3. Berikan
instruksi kepada peserta agar membuat sarang burung dari batang korek api yang
telah disediakan.
7. Apabila
fasilitator memberikan aba-aba start, maka semua batang korek api di keluarkan
dari kotak dan langsung memulai.
8. Lakukan
secepat mungkin dan sebaik mungkin karena waktu dibatasi.
Debriefing:
1. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti
permainan ini?
2. Apa manfaat yang anda dapat dari permainan
ini?
Pembicara yang
Profesional
ᴪ Trainer :
Umi Ma’rifatul Mualifah
ᴪ Waktu :30
menit
ᴪ Alat bantu:
Ø Microphone
ᴪ Tujuan :
Ø Meningkatkan
pengetahuan peserta berkaitan dengan bagaimana cara untuk menjadi seorang
pemimpin
ᴪ Materi terlampir
Evaluasi, Pelaporan
Diri & Penutup
ᴪ Trainer : M. Iqbal
ᴪ Tujuan :
Ø Kesimpulan
seluruh kegiatan dalam pelatihan.
Ø Mengetahui
kelebihan & kekurangan dalam pelatihan.
ᴪ Waktu : 30
menit
ᴪ Alat bantu :
Ø Microphone
Ø Form
pelaporan diri setelah pelatihan
ᴪ Instruksi :
Ø Trainer
meminta peserta untuk mengevaluasi mengenai kegiatan keseluruhan pelatihan.
Ø Peserta
mengungkapkan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dalam pelatihan.
Ø Peserta
member kritik dan saran pada pelatihan .
KONTRAK PELATIHAN
Dengan
ini kami bersepakat bahwa:
Ó
Sebagai peserta
pelatihan kami akan bersama-sama mengikuti pelatihan dengan sukarela selama
sehari, yaitu tanggal 22 Desember 2012 mulai pukul 08.00-selesai, dan mentaati
peraturan yang ada serta ikut secara aktif pada seluruh proses pelatihan demi
tercapainya tujuan pelatihan.
Ó
Fasilitator (pelatih)
akan membantu kami sepenuh hati sesuai dengan tanggung jawab mereka
masing-masing selama proses pelatihan berlangsung.
Demikianlah
pernyataan kesepakatan ini dibuat untuk ditaati bersama demi kebaikan bersama
pula. Semoga Tuhan YME meridoi kita semua, Amin.
Yogyakarta,
03 November 2012
Wakil Peserta Wakil
Fasilitator
(…………………) (………………….)
Nama:
|
Tujuan
dan harapan pribadi terhadap pelatihan
Tujuan
saya mengikuti pelatihan ini adalah:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Harapan
saya mengikuti pelatihan ini adalah:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Nama:
|
Tujuan
dan harapan pribadi terhadap pelatihan
Tujuan
saya mengikuti pelatihan ini adalah:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Harapan
saya mengikuti pelatihan ini adalah:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR
BIODATA
Nama :
…………………………………………………............
Tempat/Tanggal
lahir : ………………………………………………………....
Usia :
…………………………………………………………
Fakultas : …………………………………………………………
No.
Mhs :
…………………………………………………………
Alamat
kost/rumah : …………………………………………………………
………………………………………………………….
No.
telp/HP :
…………………………………………………………
Hobi :
…………………………………………………………
Prestasi : …………………………………………………………
………………………………………………………….
Cita-cita : …………………………………………………………
Yogyakarta,
03 November 2012
Peserta
(…………………..)
Nama:
|
Pada
saat ini sebelum saya mengikuti pelatihan dasar kepemimpinan, saya merasa bahwa
kemampuan dan pengetahuan saya dalam kepemimpinan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lembar
Pelaporan Diri
Pada
saat ini setelah saya mengikuti pelatihan dasar kepemimpinan, saya merasa bahwa
kemampuan dan pengetahuan saya dalam kepemimpinan:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Nama
: .............................................................
L/P
Kelas : .............................. /
.................................
Training
“Jadi Pemimpin??? Siapa Takut…”
Evaluasi
Pelatihan
|
||
Bagi saya pelatihan ini :
Sangat bermanfaat
|
5 4 3
2 1
|
Tidak bermanfaat
|
Materi-materi yang diberikan dalam pelatihan ini :
Sangat bermanfaat
|
5
4 3 2
1
|
Tidak bermanfaat
|
Materi-materi yang diberikan selama pelatihan ini
:
Sangat menyenangkan
|
5
4 3 2
1
|
Tidak menyenangkan
|
Dalam menjelaskan setiap materi dalam pelatihan
ini, trainer:
Sangat jelas
|
5
4 3 2
1
|
Tidak jelas
|
Cara menyajikan sesi demi sesi dalam pelatihan
ini, trainer :
Sangat menarik
|
5
4 3 2
1
|
Tidak menarik
|
Dalam menjelaskan tujuan dari setiap permainan,
trainer :
Sangat jelas
|
5
4 3 2
1
|
Tidak jelas
|
Menurut saya, antara sesi 1 dengan sesi lain dalam
pelatihan ini bersifat:
Sangat terpadu
|
5
4 3 2
1
|
Tidak terpadu
|
Penilaian saya terhadap pelatihan ini secara umum:
Sangat baik
|
5
4 3 2
1
|
Tidak baik
|
Menurut saya, fasilitas yang diberikan oleh
panitia
Sangat memuaskan
|
5
4 3 2
1
|
Tidak memuaskan
|
Menurut saya, pelayanan yang diberikan oleh
panitia
Sangat baik
|
5
4 3 2
1
|
Tidak baik
|
Yang dapat saya pelajari setelah mengikuti
pelatihan ini adalah:
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
|
||
Menurut anda, adakah sesi materi yang memberikan
pengetahuan dan wawasan baru untuk anda?
............................................................................................................................................................................................
Jika ada, apa alasannya ?
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
Jika tidak ada, apa alasannya ?
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
|
||
Yang akan saya lakukan setelah mengikuti pelatihan
ini adalah:
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................
|
||
Berikan kritik dan saran anda pada pelatihan ini :
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
|
||
Berikan pesan dan kesan anda selama pelatihan
berlangsung :
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
|
Materi Kepemimpinan
I.
Pengertian
Kepemimpinan
Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), kepemimpinan
dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk
mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang
dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut
Ordway Tead, Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki
seseorang sehingga orang tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong orang lain
bersedia dan dapat menyelesaikan tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya.
Menurut Stogdil ,Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas
seseorang atas sekelompok seseorang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan.
Secara Umum, kepemimpinan dapat diartikan sebagai
suatu situasi di mana seseorang karena sifat-sifat dan perilaku yang
dimilikinya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain guna berpikir
bersikap dan ataupun berbuat sesuai yang diinginkan.
II.
Unsur-unsur
Kepemimpinan
1. Adanya
Pemimpin.
Unsur
pertama dari kepemimpinan adalah adanya pemimpin yakni seseorang yang mendorong
atau mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga tercipta
hubungan kerja yang serasi dan menguntungkan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.
Adanya Pengikut.
Unsur
kedua dari kepemimpinan adalah adanya pengikut yakni seseorang atau sekelompok
yang mendapat dorongan atau pengaruh sehingga bersedia dan dapat melakukan
berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.
Adanya Sifat atau
perilaku Tertentu.
Unsur
ketiga dari kepemimpinan adalah adanya sifat ataupun perilkau tertentu yang
dimiliki oleh pemimpin yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong dan mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang.
4.
Adanya situasi dan
Kondisi Tertentu.
Unsur
keempat dari kepemimpinan adalah adanya situasi dan kondisi tertentu yang
memungkinkan terlaksananya kepemimpinan.Situasi dan kondisi yang dimakasud
dibedakan dua macam.Pertama,situasi dan kondisi yang terdapat didalam
organisasi.Kedua,situasi dan kondisi diluar organisasi yakni lingkungan secara
keseluruhan.
III.
Proses
Kepemimpinan
Secara
singkat, proses kepemimpinan dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh
seorang pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin disini dapat
menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan dari organisasi, memotivasi
bawahan atau orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisai, dan
membantumenciptakan budaya yang produktif dalam organisasi.
Menurut
Wahjosumidjo (1984), kepemimpinan mempunyai kaitanyang erat dengan motivasi,
sebab keberhasilan seorang pemimpin dalammenggerakkan orang lain dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkansangat bergantung kepada kewibawaan, dan juga
pemimpin itu di dalammenciptakan motivasi di dalam diri setiap orang bawahan,
kolegamaupun atasan pemimpin itu sendiri.
Dalam
proses kepemimpinan, motivasi adalah hal yang pentingkarena seorang pemimpin
harus memiliki kemampuan untukmempengaruhi orang lain tanpa menggunakan kekuatan
sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai orang yang layak
untuk memimpin mereka.
Dalam
teori jalur tujuan (Path Goal Theory) yang dikembangkanoleh Robert House (1971,
dalam Kreitner dan Kinicki, 2005 dalamNurjanah, 2008) menyatakan bahwa pemimpin
mendorong kinerja yanglebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan
yangmempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil yang berhargabisa dicapai
dengan usaha yang serius.
Kepemimpinan
yang berlakusecara universal menghasilkan tingkat kinerja dan kepuasan
bawahanyang tinggi. Dalam situasi yang berbeda mensyaratkan gayakepemimpinan
yaitu karakteristik personal dan kekuatan lingkungan.Teori ini juga
menggambarkan bagaimana persepsi harapan dipengaruhioleh hubungan kontijensi
diantara empat gaya kepemimpinan danberbagai sikap dan perilaku anggota.
Perilaku pemimpin memberikanmotivasi sampai tingkat mengurangi halangan jalan
yang mengganggupencapaian tujuan, memberikan panduan dan dukungan yang
dibutuhkan oleh para anggota, dan mengaitkan penghargaan yang berarti terhadap
pencapaian tujuan.
Selain
itu House percaya bahwa pemimpin dapatmenunjukkan lebih dari satu gaya
kepemimpinan, danmengidentifikasikan empat gaya kepemimpinan, yaitu
kepemimpinanyang mengarahkan/pengasuh (direktif), kepemimpinan yang mendukung
(supportive), kepemimpinan partisipatif, dan kepemimpinan yangberorientasi pada
pencapaian (prestasi). Dengan mempergunakan salahsatu dari empat gaya di atas,
pemimpin berusaha mempengaruhi persepsibawahannya dan memotivasinya, dengan
cara mengarahkan mereka padakejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan,
kepuasan kerja, dan pelaksanaan kerja yang efektif.
Menurut
Robbins (2009, p. 332) yang diterjemahkan olehPujaatmaka dan Iskandarsyah,
proses kepemimpinan terdiri daribeberapa tahapan yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
1.
Munculnya proses kepemimpinan tergantung dari pemimpin, kelompok, dan situasi.
Artinya bahwa jenis gaya kepemimpinan dapat dilihat dari perilaku, ketrampilan,
pengetahuan atasan, dan nilai-nilai.
2.
Dengan adanya gaya kepemimpinan tersebut, karyawan akan menilai apakah gaya
kepemimpinan yang diterapkan sesuai dengan keinginan karyawan (norma dan nilai,
kepaduan, keterikatan pada tujuan dan harapan kelompok) dan situasi (nilai
organisasi, teknologi tuntutan, dan variasi tugas).
3.
Jika gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh atasan sesuai dengan harapan
karyawan dan situasi, akan menghasilkan prestasi dan kepuasan kerja yang baik.
Sebaliknya, jika gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh atasan tidak sesuai
dengan harapan bawahan, akan menghasilkan prestasi kerja yang jelek dan
ketidakpuasan kerja.
IV.
Gaya
Kepemimpinan
Bahasan ini hanya akan dibatasi pada gaya
kepemimpinan yang mempunyai perbedaan yang begitu menonjol, untuk menarik
sebuah tolak ukur dalam penerapan gaya kepemimpinan yang efektif. 1. Otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik memiliki serangkaian
karakteristik yang dapat dipandang sebagai karakteristik negatif.Dilihat dari
segi persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat
egois. Dengan egoisme yang besar, seorang pemimpin yang otokratik melihat
peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional seperti
kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang lain dalam organisasi,
ketergantungan total para anggota organisasi mengenai nasib masing- masing dan
lain sebagainya. Seorang pemimpin yang otokratik cenderung menganut nilai
organisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk
pencapaian tujuannya. Sesuatu tindakan akan dinilainya benar apabila tindakan
itu mempermudah tercapainya tujuan dan semua tindakan yang menjadi penghalang
akan dipandangnya sebagai sesuatu yang tidak baik dan dengan demikian akan
disingkirkannya, apabila perlu dengan tindakan kekerasan.
2.
Demokratik
Karateristik
:
a) Kemampuan
memperlakukan organisasi sebagai suatu totalitas.
Dalam
hal ini sistem kepemimpinannya dilakukan dalam bentuk pembagian peranan yang
proporsional dalam tingkat perencanaan dan lapangan aplikasi.
b) Mempunyai
persepsi yang holistik mengenai organisasi yang dipimpinnya.
c) Menggunakan
pendekatan yang integralistik dalam pelaksanaan fungsi-fungsi kepemimpinannya.
d) Konsep
kepemimpinannya selalu diusahakan kearah penyatuan atau menjadi bagian dari
keinginan mayoritas komunitasnya.
e) Menempatkan
kepentingan organisasi sebagai keseluruhan di atas kepentingan diri sendiri
atau kepentingan kelompok tertentu dalam organisasi.
f) Menganut
filsafat manajemen yang mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat para
bawahannya sebagai makhluk politik, makhluk ekonomi, makhluk sosial dan sebagai
individu yang mempunyai jati diri yang khas.
g) Sejauh
mungkin memberikan kesempatan kepada para bawahannya berperan serta dalam
proses pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut tugas para bawahan yang
bersangkutan.
h) Terbuka
terhadap ide, pandangan dan saran orang-orang lain termasuk para bawahannya.
i)
Bersifat rasional dan
obyektif dalam menghadapi bawahan terutama dalam menilai perilaku dan prestasi
kerja orang lain.
j)
Selalu berusaha
menumbuhkan dan memelihara iklim kerja yang kondusif bagi inovasi dan
kreativitas bawahan.
Berdasarkan karakteristik di atas, secara teoritikal
dan holistik dari suatu kepemimpinan maka gaya kepemimpinan demokratik adalah
gaya kepemimpinan yang ideal. Tapi sayangnya, kenyataan menunjukkan bahwa
situasi ideal dalam kehidupan organisasional tidak akan pernah terwujud. Secara
taktis, gaya kepemimpinan demokratik sangat sulit untuk mencapai ukuran
kesuksesan.
3.
Situasional (Contigency Theory)
Memperhitungkan faktor kondisi, waktu dan ruang yang
turut berperan dalam penentuan gaya kepemimpinan yang paling tepat. Efektivitas
seseorang sangat tergantung pada kemampuannya “membaca” situasi yang
dihadapinya dan menyesuaikan gayanya dengan situasi tersebut sedemikian rupa
sehingga ia efektif menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya.
Sejarah memberikan banyak bukti tentang pimpinan
negara yang otokratik akhirnya “mengalah” kepada tuntutan rakyat. Dalam teori
Situasional, seorang pemimpin yang otokratik dapat mempertahankan
keberlangsungan kepemimpinannya apabila ia bisa mengubah gaya kepemimpinannya
dengan gaya lain, misalnya gaya yang agak demokratik dalam menghadapi
situasi-situasi tertentu. Sebaliknya, dalam teori situasional, seorang pemimpin
yang demokratik terkadang harus bertindak otoriter (dalam hal ini ia mengubah
gayanya menjadi otokratik), misalnya dalam hal mengenakan sanksi terhadap para
pelanggar disiplin organisasi, mengoreksi penyelewengan atau sangat didesak
oleh situasi krisis.
V.
Ciri-ciri
ideal dari seorang Pemimpin
1. Pengetahuan
umum yang luas
Semakin
tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin
dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang generalis
2. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang;
a) Mampu merubah wawasan yang tadinya sempit dan
spesialistik menjadi wawasan yang luas dan generalistik
b) Sikap mental dan perilaku yang tadinya
berorientasi kepada hal- hal yang teknis operasional menjadi sikap dan perilaku
yang berorientasi kepada hal-hal yang sifatnya strategik
c) Persepsi peranan yang semula mungkin bersifat
mekanistik berubah menjadi persepsi yang didasarkan pada pentingnya “human
skill”.
3. Sifat
inkuisitif (Rasa ingin tahu)
a) Tidak
merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang telah dimiliki
b) Kemauan
dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4. Kemampuan analitik
Efektivitas kepemimpinan seseorang tidak lagi
terletak pada kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis
operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berfikir.Cara dan kemampuan
berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi
pada pemecahan masalah. Ketiga cara berfikir demikian memerlukan kemampuan
analitik yang tinggi.
5. Daya
ingat yang kuat
`Seorang
pemimpin tidaklah mesti seorang yang jenius, tetapi kemampuan intelektualnya –
seperti daya ingat kognitif dan penalarannya – haruslah berada diatas rata-rata
dari orang-orang yang dipimpinnya.Salah satu bentuk kemampuan intelektual
tersebut adalah daya ingat yang kuat.Salah satu manifestasi daya ingat yang
kuat itu adalah kemampuan “mengangkat” kembali informasi yang tersimpan di
bawah sadar ke permukaan untuk kemudian digunakan untuk suatu kepentingan
tertentu.
6. Kapasitas
integrative
Suatu organisasi modern yang kompleks hanya
akan mencapai tujuannya dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas
yang tinggi apabila organisasi tersebut dikelola dengan pendekatan kesisteman.
Mengelola suatu organisasi dengan pendekatan kesisteman pada dasarnya berarti
bahwa satuan-satuan kerja dalam organisasi merupakan sub sistem dari satu
totalitas meskipun tiap-tiap satuan kerja mempunyai fungsi, tanggung jawab dan
kegiatan yang bersifat khas. Kesemuanya harus merupakan bagian dari fungsi,
tanggung jawab dan kegiatan organisasi sebagai keseluruhan dalam rangka
pengembanan misinya.
Guna
menjamin bergeraknya organisasi sebagai suatu totalitas-lah peranan pemimpin
selaku integrator menjadi sangat penting, karena hanya seorang pemimpin yang
mempunyai pandangan holistik mengenai organisasi, sedangkan para pelaksana
kegiatan operasional akan memiliki pandangan yang parsial dan bahkan mungkin
sangat bersifat mikro.
7. Keterampilan
berkomunikasi secara efektif
Dalam
kehidupan organisasional terdapat empat jenis fungsi komunikasi, yaitu: fungsi motivasi,
fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
8. Keterampilan
mendidik
Disenangi
atau tidak, setiap pejabat pemimpin adalah seorang pendidik.Mendidik disini
diartikan secara luas, tidak terbatas pada cara-cara mendidik yang ditempuh
secara formal. Kalau seorang pimpinan menunjukkan sikap dan perilaku yang
pantas ditiru oleh orang lain atau mampu memberikan nasehat kepada bawahannya
untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok tertentu dalam organisasi, maka ia pun telah
menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
9. Rasionalitas
(kemampuan berfikir dan bertindak secara rasional)
Hanya
bertindak setelah dipikirkan secara matang dampak dari tindakan yang akan
dilakukannya.
10. Objektivitas
Hal
ini lebih menekankan pada pentingnya sikap adil dalam hal perlakuan dan
penghargaan (meritokrasi), serta memposisikan diri pada “area abu-abu” ketika
mengadili atau menyelesaikan sengketa antar anggota. Selain itu juga dapat
berupa penilaian terhadap situasi dan kondisi sesuai dengan apa adanya, tanpa
unsur pribadi atau memihak.
Seorang
pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu
tidakmemadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala
yang terbaikdalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai
pemimpin, dapatpenyusun simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat
amanah serta memilikisifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur
orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
oranglain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
prosesmempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untukmencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Sedangkankekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan apayang diinginkan pihak lainnya. Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukanapa yang diinginkan
pihak lainnya.
Ketiga
kata yaitu pemimpin, kepemimpinan sertakekuasaan yang dijelaskan sebelumnya
tersebut memiliki keterikatan yang tak dapatdipisahkan.Karena untuk menjadi
pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu samalainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteriayang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itukepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yangmana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Fungsi
pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatufungsi
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.Beberapa
peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi Perencanaan
Seorang
pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi
diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
Manfaat – manfaat
tersebut antara lain:
a.
Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk
memutuskan apa yang akan dilakukan
b.
Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang
berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c.
Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang
akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi
dua hal, yaitu:
a.
Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan
darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b.
Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan – kegiatan
yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur –
prosedur yang diperlukan.
Setiap
rencana yang baik akan berisi:
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat
dipahami
b. Penggunaan
sumber – sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan
tersebut
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang
pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa
yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan
jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3.
Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan
kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin
tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini,
seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran,
kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak
buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi
pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat
segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali
berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan.Oleh sebab
itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan.Bahkan
ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan,
komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang
pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya.Pemimpin
harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar
rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap
organisasi yang dipimpinnya.Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah,
piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka
merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di
lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap
anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga
merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang
setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik-
baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan
baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang
telah diberikan kepada mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Kurniasari. 2007. Pengaruh
Pelatihan Berbicara di Depan Umum (Public
Speaking) Terhadap Peningkatan
Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Umum Pada
Mahasiswa Universitas Wangsa Manggala . Skripsi
(Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Wangsa Manggala.
http://eciputra.com/berita-965-empat-macam-gaya-kepemimpinan.html
UMBY
0 komentar:
Post a Comment